SELAMAT DATANG DI BLOG YPI NURUL HUDA_______________________________SELAMAT TAHUN BARU 2011

SEJARAH ISLAM

Perkembangan Islam di Arabia
Oleh amiknabila - 6 Augustus 2009 - Dibaca 334 Kali -
Sejak dahulu kala dan dijaman apa saja namanya perbedaan sudah ada dan selalu ada dimana-mana dengan nuansa dan cara berbeda pula. Perbedaan merupakan rahmat jika orang-orang yang berbeda pendapat telah memperoleh pencerahan. Perbedaan terjadi karena alat atau ukuran yang dipakai sebagai pembenar berbeda, sebagaimana kisah-kisah ; Habil dengan Qabil timbul perbedaan karena ukuran pembenarnya berbeda, karena perbedaan tidak dapat terselesaikan dengan baik maka terjadilah pembunuhan, Habil dibunuh Qabil. Nabi Ibrahim as. dengan Raja Namrud karena berbeda ukuran pembenarnya dan perbedaan tidak terselesaikan, maka Nabi Ibrahim as. dihukum bakar, karena dianggap salah dan menyebarkan ajaran sesat, waktu itu. Nabi Musa a.s. dengan Raja Fir’aun karena berbeda ukuran pembenarnya dan perbedaan tidak terselesaikan, maka Nabi Musa a.s. dikejar-kejar hendak dibunuh, dianggap salah karena ajarannya dinilai ajaran sesat waktu itu. Nabi Isa as. dengan Raja Herudes, karena ukuran pembenarnya berbeda dan perbedaan tidak terseleselaikan, maka Nabi Isa as. yang oleh penganutnya disebut Yesus dihukum mati dengan di Salip, dianggap bersalah karena mengajarkan ajaran sesat, waktu itu. Nabi Muhammad saw. dengan kabilah kuraisy,karena ukuran pembenarnya berbeda dan perbedaan tidak terselesaikan, maka Nabi Muhammad saw. dikejar-kejar akan dibunuh, dianggap bersalah karena menyebarkan ajaran sesat, waktu itu. Nabi Khidir dengan Nabi Musa, masing-masing ukuran yang dipakai sebagai pebenar berbeda, maka mereka berdua berakhir dengan perpisahan. Penyebab perbedaan sangat beragam dapat karena sumber-sumber atau dasar pengetahuan yang diperoleh juga berbeda, demikian pula cara menyikapi dan pola berpikirnya. Tetapi sering kali perbedaan pendapat dikemas untuk kepentingan perebutan kekuasaan yang berujung pada pengumpulan harta, sehingga yang berseberangan pendapat dan lemah, dilibas habis oleh yang kuat, sebagaimana kisah-kisah, Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as., Nabi Isa as. dan Nabi Muhammad saw. tersebut diatas. Kisah-kisah pelibasan yang lemah oleh yang kuat karena perbedaan pendapat, tidak berhenti pada kisah Nabi Muhammad s.a.w. saja, bahkan sampai sekarangpun masih sering dijumpai hal serupa, hanya dibedakan oleh nuansa dan caranya. Semua manusia mengalami dan mempunyai tujuan sama. Semua manusia mengalami suka-duka, sakit-segar dan lain sebagainya, demikian dengan tujuannya sama pula, yakni ingin sehat jasmani-rohani dan bahagia baik di-dunia maupun diakhirat. Sepeninggal Rasulullah saw., penyebaran Islam keluar dari Arabia bersentuhan dengan budaya non Islam yang sudah mapan, seperti budaya Romawi, persia dlsb. Islampun bersentuhan juga dengan agama-agama besar di Timur Tengah yang sudah mapan pula antara lain, Kristen, Yahudi dan Majusi. Karena itu tidaklah mengherankan dalam pengembangan berikutnya dalam Islam kemudian muncul berbagai pandangan dan aliran. Kurang dari seperempat abad setelah wafatnya Rasulullah saw. dijaman kekhafilahan Ali bin Abu Thalib ra. dan kekhalifahan Rasidun ke-4 ( 656-661 M/3641 H ) muncullah pandangan dan aliran dalam Islam yang bersifat politik seperti Sunni (Ahli Sunnah ), Syi’ah dan Khawarij. Perkembangan berikutnya, Sunni memunculkan berbagai madzab besar maupun kecil, madzab besar antara lain Hanafiah, Malikiyah, Safi’iyah dan Hanbali atau Hanabilah. Aliran ini mengutamakan Hadis, Madzab *) dan ajaran-ajaran atau buah pikiran Ulama & Umara’ serta orang-orang yang dianggap tokoh atau ditokohkan dalam Islam. * ) Madzab = ajaran-ajaran, pendapat-pendapat atau buah pikiran Imam, Ulama & Umara’ Paham Syi’ah juga berkembang, mempunyai Madzab atau paham sendiri, demikian juga dengan Syariatnya sedangkan paham Khawarij, menjadi dasar ajaran dan pijakan terorisme di dunia. Banyak sahabat Rasulullah saw. mati dibunuh oleh kelompok Khawarij ini, karena sudah dianggap mengkianati Islam. Khawarij merupakan aliran cikal bakal terorisme, paham dan ajarannya dijadikan dasar langkah-langkah teror yang ditujukan pada orang-orang yang dianggap kafir atau tidak sejalan dengan paham dan ajarannya, yakni seluruh manusia dimuka bumi ini harus Islam demikian juga dengan umara’nya. Setelah Islam menyebar semakin luas, kemudian memunculkan berbagai macam Pandangan, dan penafsiran Al Qur’an yang disesuaikan dengan jaman dan lingkungan masyarakatnya. Dalam prateknya Syariat yang berkembang di masyarakat adalah buah pikiran atau pendapat Imam, Ulama & Umara’ atau orang-orang yang dianggap tokoh atau ditokohkan dalam Islam, tetapi bentuk dan penerapannya disesuaikan dengan daerahnya masing-masing. Hal demikian dapat kita saksikan sebagaimana penetapan awal puasa dan Hari Raya Id-pun ada perbedaan. Banyaknya Rakaat pada shalat tarawih dan bacaan do’a Qunut diwaktu shalat subuh juga terdapat perbedaan dan masih banyak lagi.
http://public.kompasiana.com/2009/08/06/perkembangan-islam-di-arabia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar